Pemilihan BPD Desa Jebeng Menciptakan Polemik

Ponorogo – dppperskpktipikor.com

Pemilihan BPD Desa Jebeng, Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, kali ini auranya berbeda jauh dengan pemilihan BPD 2 Periode yang sebelumnya. Dua periode pemilihan BPD sebelumnya napak adem ayem dan kondusif, Pemilihan BPD kali ini cukup hangat auranya kayak Pilkades , pasalnya di duga Kades ikut cawe cawe dari belakang untuk melengserkan semua BPD yang lama. Dengan segala cara yang dilakukan alhasil BPD yang lama tidak lolos dalam kontestan ini.

“Saya menjabat BPD sudah 2 periode ini 12 th, dulu suasananya adem ayem gak kayak gini, dulu tidak ada permainan politik uang tidak pakai tim sukses, calon tidak keliling ke pemilih untuk mencari dukungan, dulu calon waktu datang pemilihan ya sudah terserah warga yang memilih , beda dengan ini di duga ada permainan politik uang dan pakai tim sukses segala macam kayak pilkades aja, inilah yang membuat suasana jadi hangat, bahkan ada warga yang merasa tidak nyaman karena di tekan tekan oleh tim sukses untuk memilih calon tertentu, sebenarnya kami pun bisa aja mengajukan gugatan mosi tidak percaya karena di situ ada temuan temuan dan kejanggalan, contohnya Bapaknya mencalonkan anaknya jadi pemilih, Bu Lurah sebagai Ibu nya warga 1 desa ikut jadi pemilih juga, walaupun di Perbup nya di per boleh kan , harusnya secara etika kebijakan gak usah ikut memilih supaya terkesan netral. Suaminya Jadi Panitia Istrinya daftar BPD juga kan lucu, Tapi kami BPD lama walaupun semua tersingkirkan tetep legowo. Masyarakat sudah bisa menilai begitulah keadaan kondisi Desa Jebeng, kamipun sebelumnya sudah dapat bocoran kalo BPD yang lama mau di tumbangkan, kalo baru semua kan enak untuk di atur ” Dan Kami BPD lama memang komitmen menjaga Tupoksi BPD yaitu Mitra, Penyalur Aspirasi, Pengawasan, yang poin 3 Pengawasan ini selalu kami jaga” Itu tuturan BPD lama waktu di wawancarai para awak media.
BPD lama yang waktu itu masih bertanya juga ke Kades “Mengapa Desa Jebeng melaksanakan Musdes tahapan BPD malam hari tidak mengikuti tahapan yang sudah diputus dari pemerintah ? Sedangkan desa-desa lainya melaksanakan sesuai jadwal hari, tanggal, jam, yang telah di cari dari kecamatan, hal ini juga sempat.menimbulkan refleksi dari Desa-desa lainya.
“Saya sudah koordinasi dengan kecamatan dengan alasan kalau siang yang di undang banyak yang gak datang , dan kecamatan menyetujuinya yang penting diam diam aja jangan tau desa-desa lainya supaya tidak timbul pemberitahuan” itu tuturan Kepala Desa saat di konfirmasi oleh BPD yang masih menjabat.

 

Bocoran dari perangkat dan peserta yang enggan di sebutkan mengira itu adalah skenario nya, karena kalo siang hari calon panitia yang di bidik Kades ini tidak bisa hadir karena masuk kerja di PNS dan kerja di PNPM

 

Warga sempat menanyakan ke BPD yang masih menjabat ” Kenapa Panitia mencuri start, tidak menjalankan sesuai tahapan yang telah di tentukan 3 hari yaitu tanggal 8, 9, 10 November 2023, kalau dengan alasan tidak cukup waktu nya, sedang kan Desa lainya yang lebih banyak jumlah penduduknya, juga bisa menjalankan tepat waktu sesuai tahapan yang sudah di tentukan, na ini Panitia sudah mencuri start tanggal 7 sudah memulainya pemilihan BPD, ada indikasi apa ini jangan jangan ini sudah di seting untuk membatasi ruang gerak calon BPD tertentu ?
Ketua BPD yang masih menjabat selaku penyalur aspirasi masyarakat langsung menindaklanjutinya konfirmasi pada Ketua Panitia Bapaj. Slamet.
“Karena waktu yang mendesak , terkait waktu menurut saya bisa di antidatir karena terakhir tahapan tanggal 10 November 2023, jadi kita ambil waktu maju” itu tutur dan penjelasan Ketua Panitia.

 

Warga pertanyakan juga terkait kartu suwara kok tidak di cetak seperti desa lainya apa memang tidak di anggarkan untuk biaya cetak kartu suara ?
“Kan perbubnya bunyinya musyawarah mufakat, tidak harus cetak kartu, kalo pakai kartu suara itu terlalu baik” tutur Ketua Panitia saat di konfirmasi Ketua BPD yang masih menjabat.

 

Di duga juga Kepala Desa kurang netral dalam pemilihan BPD ini, terbukti Bu Kades nya juga ikut memilih dan juga perangkatnya ikut memilih.
“Memang betul di Perbubnya tidak melarang Bu Kades untuk memilih, tapi alangkah bijaknya untuk menjaga etika sebaiknya Bu Kades dan Perangkat ini netral tidak ikut memilih supaya kondusif dan nyaman, alangkah baiknya pemilih di ambilkan murni dari masyarakat gitu” dan kenapa Bapaknya mencalonkan BPD , sementara anaknya di masukan sebagai pemilih, kan bisa di carikan orang lain , masak gak ada yang lainya, ada juga satu rumah 2 orang jadi pemilih ternyata di duga itu sudah di seting oleh panitia untuk mendukung salah satu calon BPD tertentu, ini sangat tidak fer dan tidak demokratis, itu tutur dan keluh kesah warga , RT dan calon BPD.

 

Di awal pemilihan pun juga nampak kurang fer dan sportif terbukti di forum sudah di sepakati bahwa calon panitia yang di tunjuk, harus saat itu yang ada dan hadir di forum rapat itu, tetapi Kades menunjuk Bapak. Maskur S.T yang kesehariannya kerja di Bumdes sebagai Direkturnya, yang saat itu tidak bisa hadir di forum rapat itu di tunjuk dan di tetapkan sebagai Wakil Ketua Panitia, Padahal dari tim Kecamatan pun saat itu juga ada.
Dan ternyata istrinya Wakil Ketua Panitia ini juga daftar mencalonkan BPD

 

“Pemimilihan BPD saja kok kayak seperti Pilkades auranya, kok pakai permainan politik uang, pakai kader tim sukses , calon keliling cari masa , dampaknya tidak baik timbul Perkenalan di warga dan jadi polemik ,padahal BPD itu merupakan wakil dari masyarakat yang bisa mewakili masyarakat, janganlah di nodai dengan cara kotor dengan permainan politik seperti ini, dan kalo seperti ini pun BPD yang terpilih jadi tidak terhormat dan dianggap karena terpilih karena bukan berangkat dari hati nurani masyarakat, biarkan pemilihan BPD ini berjalan apa adanya dengan fer seperti yang periode dulu itu gak usah pakai gitu gituan, gak usah pakai timses segala macam , biarkan warga memilih sesuai hati nurani berdasarkan rekam jejak jejak mereka yang mencalonkan BPD itu ” ini tuturan dari Bapak RT yang cerdas dan bijak sekali yang enggan di sebutkan namanya

 

“Desa Jebeng ini memang lain dengan Desa lain . Desa lainya adem adem saja, bahkan ada yg Musyawarah mufakat melalui musdes Aklamasi BPD yg lama kalo masih siap di lanjut ya di lanjut saja dan kalau yang tidak siap lanjut di isi dengan yang baru tambal sulam dengan harapan supaya kondusif dan BPD lama bisa melanjutkan dan mengawal program-program pembangunan Desa supaya lebih maju, na ini di Desaku BPD yang lama tersingkirkan semua, ada apa di balik ini semua” itu keluh kesah warga yang ikut prihatin dengan kondisi pemilihan BPD saat ini di wawancarai awak media.

 

Awak media sempat bertanya pada Ketua BPD lama yang tidak terpilih Bagaimana dengan ketidak lolosnya menjadi BPD ini?

 

“Saya nyantai aja BPD itu kan berbakti, walaupun saya tidak terpilih tapi saya masih bisa ikut berperan mengawal serta mengawasi Desa dari atas, karena saya menjadi pengurus Asosiasi BPD Nasional / ABPEDNAS di tingkat PAC Kecamatan, DPC Kabupaten, DPD Jatim dan ADART nya saya masih sampai th 2027, justru saya los tanpa beban untuk fokus pada pengawasan.

 

 

Oleh Sandy