Dua Terduga Sindikat TPPO Seponsor “PJTKI PT BUANA RIZKI SAPIRA” Sedang Dalam Pengejaran Polisi,

Karawang Jabar Pers Kpktipikor,com – Menindak lanjut Berita Dugaan Sindikat TPPO PL dan Seponsor PJTKI PT Buana Rizki Sapira Inisial IT. Alamat rumah dusun Bolang Tirtajaya alamat KTP dusun.Jatiboros RT.013/004 Desa Kertajay Kec.Jayakerta Kab. Karawang,sedang dala pengejaran Polisi, ungkap H.Marjuni  Irchandy, SH, yang akrab disapa H.Arjun (26/8/2024)

PL Inisial KTM warga Desa Sukasari Kecamatan Cibuaya, pada 10 Juli 2024 melalui Seponsor Inisial IT telah memberangkatkan PMI inisial TT warga Desa Kedungjeruk Kecamatan Cibuaya ke Saudi Arabia, Non Prosedural dan Atau Ilegal,

Menurut keterangan Kabiro Pers KPK Tipikor, saat Komfirmasi Seponsor di rumahnya di alamat tersebut yang di saksikan PLnya, menurut IT PT Buana Rizki Sapira tidak masuk ke fesbuk alamat lengkap PT tersebut, dan membenarkan PMI satu lembarpun dari PT tersebut tidak diberi Surat apa-apa, namun jika di kemudian hari PMI ada masalah saya siap bertanggung jawab,secara lisan kata,IT,

misalkan terdapat permasalahan di kemudian hari antara P3MI dengan Mitra Kerja dan/atau pemberi kerja, juga jika PMI hilang kontak, Gajih tidak dibayar, dan hal-hal lain yang menimpa kepada PMI, menurut PL dan Seponsor siap bertanggungjawab,ungkapnya kepada Pers KPK Tipikor,

H.Arjun SH. lebih lanjut mengatakan, PMI Non Prosedural dan Atau Ilegal, yang bekerja ke Luar Negeri tidak melalui Prosedural Penempatan PMI yang benar, antara lain : memalsukan dokumen dan memanipulasi data Calon PMI,ungkapnya,

Seperti dokumen tidak lengkap, mengabaikan Prosedur dan Mekanisme Penempatan PMI yang telah diatur oleh undang-undang dan ketentuan hukum yang berlaku, tidak menggunakan visa kerja, dengan bantuan oknum baik kelompok maupun perorangan.,kata H.Arjun.

Resiko PMI Non Prosedural , tidak terjamin keamanan dan perlindungan hukum di negara penempatan kerja. PMI Non Prosedural tidak mendapat perlindungan secara maksimal dari Pemerintah serta sangat mungkin diperlakukan tidak manusiawi mulai dari tempat penampungan hingga ke luar negeri.bahkan bisa saja digaji sangat rendah, ada yang tidak dibayar karena tidak memiliki kekuatan hukum.kata H.Arjun”

1. Dasar Hukum Dalam Pasal 89 huruf a Undang-Undang No.18 tahun 2017 atas pengganti UU No. 39 tahun 2004 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, selain itu aturan terkait yang lebih rinci dalam BAB V Perlindungan PMI dalam Pasal 9 UU No 18/2017, tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia asal Daerah Kabupaten meliputi: a. Pelindungan Sebelum Bekerja; b. Pelindungan Selama Bekerja; dan c. Pelindungan Setelah Bekerja.ungkap H.Arjun,

Jika PMI Legal, berdasarkan UU nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan PMI. Pekerja Migran Indonesia, misalkan jika PMI kehilangan kontak, gajih tidak dibayar, ada tindakan kekerasan yang dilakukan oleh majikan, PMI bisa dapat menghubungi BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) melalui Call Center BP2MI di Nomor 0 800 1000 (24 Jam Bebas Pulsa) ..

Dalam Pasal 81 UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, menjelaskan tentang penggunaan jasa perusahaan atau agen yang tidak memiliki izin dalam perekrutan pekerja migran.indonesia yang resmi,

Sindikat TPPO dijerat dengan Pasal 81 Jo Pasal 69 dan/atau Pasal 83 Jo Pasal 68 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Ancaman hukuman yang dihadapi adalah penjara paling lama 10 tahun atau denda paling banyak 15 miliar rupiah.

Sedangkan pada Pasal 83 UU Nomor 18 Tahun 2017 mengatur mengenai penggunaan dokumen perjalanan yang palsu atau tidak sah dalam kegiatan perekrutan pekerja migran. Sedangkan Pasal 68 menekankan tentang larangan terhadap penggunaan jalur ilegal dalam pengurusan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan keberangkatan pekerja migran.

pihak berwenang dalam memberantas perdagangan manusia dan melindungi pekerja migran Indonesia. Ade menegaskan bahwa sindikat TPPO seperti yang dilakukan oleh Seponsor dan PL PJTKI PT BUANA RIZKI SAPIRA sindikat ini tidak akan ditoleransi, dan pihak kepolisian akan terus melakukan upaya pencegahan dan penindakan terhadap pelaku kejahatan semacam ini.

Dalam hal ini Kasat Reskrim PPA Pores Karawang sedang dalam Penyelikan dan Pencarian kudua terduga Sindikat TPPO siapaun yang terlibat didalamnya, akan di tindak sesuai hukum yang berlaku,

H.Arjun berharap agar pihak Kepolisian Polres Karawang agar secepatnya untuk menangkap para pelaku agar mereka menerima hukuman yang setimpal dengan kejahatan yang telah mereka lakukan.

H.Arjun juga mengimbau kepada elemen masyarakat untuk turut serta dalam memberikan informasi dan kerjasama kepada pihak kepolisian terdekat dalam upaya pencegahan dan penindakan terhadap perdagangan manusia serta melindungi pekerja migran Indonesia. Dengan kerjasama yang solid antara pihak kepolisian, pemerintah, dan masyarakat,kasus seperti ini dapat dicegah dan tidak ada lagi yang menjadi korban TPPO. Ungkap H.Arjun.( Editor A.Rahmat )